Visual atau gambar merupakan aspek penting dalam film. Coba bayangkan, kalau posisi kamera diletakkan di tempat yang sama sepanjang waktu, apakah akan menarik atau membosankan? Bayangkan jika komposisi ukuran gambar semuanya sama. Tentu saja sudah jelas, film tersebut akan terasa membosankan. Penting bagi kita mempelajari framing, komposisi, angle, dan pergerakan kamera, mengerti tujuan dan kapan harus digunakan, agar pesan dalam film dapat tersampaikan dengan baik.
Jenis-jenis Shot
Pada dasarnya terdapat 3 jenis shot, yaitu Medium Shot, Close-Up, dan Long Shot. Dari ketiga jenis tersebut kemudian dikembangkan menjadi lebih kompleks, terdiri dari :
1. Extreme Long Shot (ELS)
ELS merupakan bidikan dengan sudut sangat lebar. Digunakan dalam proses syuting eksterior, biasanya mencakup bidang pandang yang luas, sehingga membentuk gambar yang menunjukkan luas jumlah lingkungan di dalam ruang film. Seperti saat mengambil establish shot atau pengambilan gambar di awal film, untuk menunjukkan di mana — perkotaan, pinggiran kota, pedesaan, pegunungan, gurun, laut, dll. Dapat menunjukkan kapan — siang, malam, musim panas, musim dingin, musim semi, musim gugur, masa lalu yang jauh, masa lalu, sekarang, masa depan, dll. ELS biasanya tidak dapat memperlihatkan detil manusia atau karakter karena berfokus pada setting tempat atau waktu.
2. Very Long Shot (VLS)
VLS juga bidikan luas, yang dapat digunakan dalam pemotretan eksterior atau interior, jika ada set studio atau bangunan lokasi yang cukup luas, seperti gudang terbuka. Lingkungan dalam ruang film masih sangat penting karena mengisi sebagian besar ruang layar, tetapi sosok manusia lebih terlihat dan detail, seperti pakaian dapat diamati. Dapat digunakan sebagai shot penetapan di mana pergerakan karakter membawa gambar lebih dekat ke kamera, sehingga menunjukkan di mana, kapan, dan sedikit lebih banyak tentang siapa.
3. Long Shot (LS)
LS atau adapula yang menyebut wide shot (WS); atau full-shot (FS), yang merupakan shot “seluruh tubuh”, melebar tetapi mendekati gambar dengan kepala dan kaki terlihat di bingkai. Dapat digunakan di interior atau eksterior, dengan memperlihatkan sosok manusia yang lebih besar; namun masih seimbang dengan latar. Menunjukkan di mana, kapan dan siapa — jenis kelamin, pakaian, gerakan, dan ekspresi wajah dapat diamati lebih mudah.
4. Medium Long Shot (MLS)
MLS shot besar yang memotong bagian tubuh subjek tepat di atas lutut. Pilihan tempat memotong mungkin tergantung pada kostum atau gerakan tubuh individu dalam bidikan. Dalam film western kadang-kadang disebut sebagai “Koboi” karena digunakan untuk bisa menunjukkan senjata api di sarung yang diikatkan ke paha seorang koboi. Dalam shot ini sosok manusia lebih menonjol daripada latar, dari segi detail dalam pakaian, jenis kelamin, dan ekspresi wajah.
5. Medium Shot (MS)
MS disebut shot “pinggang”, karena bingkai hanya memotong sosok manusia di bawah pinggang dan tepat di atas pergelangan tangan jika lengan berada di samping. Sosok manusia paling menonjol dalam bingkai, baik mata dan arah pandangannya, pakaian, warna rambut, dan gaya semuanya terlihat jelas. Pergerakan subjek dapat menjadi perhatian, karena pembingkaian yang lebih sempit membatasi kebebasan gerak tubuh . MS dapat menunjukkan siapa dan dapat memberikan detail umum tentang di mana (di dalam atau di luar, apartemen, toko, hutan, dll.) dan kapan (siang atau malam, musim).
6. Medium Close Up (MCU)
Shot dengan jarak dekat sedang, biasanya dalam shot manusia dari kepala sampai dada, kira-kira dua kancing teratas pada kemeja, sehingga wajah karakter terlihat jelas, seperti emosi, gaya dan warna rambut, make-up, dll. Sering digunakan dalam film, karena dapat memberikan banyak informasi tentang karakter saat berbicara, mendengarkan, atau melakukan tindakan yang tidak melibatkan banyak gerakan tubuh atau kepala
7. Close Up (CU)
CU kadang disebut “head-shot”, karena pembingkaiannya dapat memotong bagian atas rambut subjek dan bagian bawah tepat di bawah dagu atau bahu bagian atas sedikit terlihat (tergantung kostum dan gaya rambut). Shot dapat menunjukkan wajah penuh yang sangat intim dari subjek manusia yang menunjukkan semua detail dan menyampaikan emosi halus yang bermain di mata, mulut, dan wajah seorang aktor.
8. Big Close Up (BCU)
BCU lebih besar dari pada CU, dimana wajah manusia menempati sebanyak mungkin bingkai dan tetap menunjukkan mata, hidung, dan mulut sekaligus. Shot ini begitu intim, sehingga penonton melihat secara langsung ke wajah subjek —karena setiap detail wajah sangat terlihat, gerakan wajah atau ekspresi harus halus — sangat sedikit gerakan kepala yang dapat ditoleransi. Shot ini digunakan untuk menggambarkan siapa dan bagaimana perasaan “siapa” itu — marah, takut, romantis, dll.
9. Extreme Close Up (ECU)
Shot detail murni, yang hanya membingkai satu aspek subjek seperti mata, mulut, telinga, atau tangan. Kurangnya titik acuan ke lingkungan sekitar, penonton tidak memiliki konteks untuk menempatkan detail bagian tubuh ini, jadi pemahaman akan berasal dari shot sebelumnya yang lebih luas. Konteks penggunaan shot ini bergantung pada editing, untuk dapat dipahami penonton. Jenis shot ini sering digunakan dalam karya dokumenter, seperti film medis atau studi ilmiah, dan dapat digunakan dalam narasi fiksi, meskipun sedikit, dan film seni eksperimental.
Referensi
Thompson, Roy; Bowen, Christopher. 2009. Grammar of The Shot 2nd Edition. Oxford: Focal Press
Penulis : Annisa Rosalina