My Hong Kong Life, Diary TKW Bab 14 (Kerja Tambahan)

KERJA TAMBAHAN

 

Banyak Tawaran kerja tambahan/ part time dari tetangga di sekitar villa tempat aku bekerja. Aku hanya menerima part time dari bosku, kali ini aku diminta libur sampai jam satu siang sekaligus pulang bawa belanjaan, setelah pulang menemani Happy untuk jalan-jalan dan perintah Sinsang untuk menyiapkan makan malam. Hari ini keluarga besarnya akan datang. Keluarga yang tinggal di Jepang dan Amerika.

Jam tujuh malam aku ditelepon Leung Thai, mereka on the way alias sudah di jalan menuju rumah. Aku pun mulai memasak sai sang choei—selada air yang aku masak dengan jahe ditambah kecap asin. Akupun masak sea food bernama pearl abalone/sin phau yii, sejenis kerang berwarna kuning merah muda, satu keping seharga 250 HKD setara gajiku dua hari kerja, waktu itu aku masak dua keping, katanya sih pearl abalone itu makanan keluarga kerajaan, setelah kuiris tipis-tipis kutumis dengan jahe. Hari itu kumasak sup kentang-tomat kesukaan Leung Thai.  Sebanyak sebelas orang datang, 4 orang keluarga bos, 2 orang dari keluarga yang tinggal di Amerika dan 2 orang datang dari Jepang lalu tiga orang keluarganya yang ada di Hong Kong

Saat mereka datang aku turut menyambutnya. Leung Thai begitu membanggakanku di hadapan saudara-saudaranya. Aku sampai terharu, biasanya dia kan paling menakutkan, suka marah-marah.

Ani ah, kolei lah—kemarilah” panggil Sinsang yang masih berada di parkiran mobil belakang rumah.

Wah… ni thiu yii kem tai keh… ikan ini besar banget!” seruku saat menerima ikan dari sinsang

Hai lah hou san-sin kah—iya, sangat segar ini.” jawab Leung sang dengan antusias

Seik kong Kwong tung wa keh, kamu bisa bahasa kantonis?” tanya kakak perempuan Leung Thai yang tinggal di Amerika melihatku berbicara dengan Leung sang.

Ca em tou lah, ya lumayan lah.” Jawabku santun sambil menyuguhkan sup ke mangkuk mereka lalu mengambilkan nasi di mangkuk mereka masing-masing.

Sinsang membantuku memasak ikan yang tidak bisa distim karena wajannya tidak muat, maka direbus gitu aja, lalu aku panaskan minyak sampai mendidih dan kutuangkan di atas ikan yang telah ditaburi daun bawang, sampai bunyi sreng… Lalu aku masih disuruh masak kerang segar katanya langsung beli di nelayannya tadi siang, bumbunya juga sama, tumis dengan jahe lalu tambah garam dan gula lalu kasih tepung kanji yang telah dilarutkan dengan air.

Tak lama kemudian, “Ani…hou mei ke wo, sangat sedap lho!” ucap adiknya Leung Thai yang tinggal di Hong Kong dan mempunyai pembantu Filipina.

Hai Thai-thai emkoi sai… iya Nyonya, terima kasih” sahutku dari dapur yang juga sedang makan, itulah pertama kali aku makan menggunakan pearl abalone.

Sebenarnya aku dulu diminta untuk makan semeja dengan mereka, bahkan pada awalnya aku mau saja saat Sinsang ataupun Leung Thai memberikan ikan stim itu ke mangkukku karena yang mereka tahu aku tidak makan daging babi tanpa tahu aku juga tidak boleh makan makanan yang mengandung minyaknya ataupun airnya sekalipun. Mungkin pemahaman mereka sebatas itu. Yang kutahu Po Shan vegetarian, akan tetapi dia juga minum sup yang telah dimasak dengan daging babi. Mereka hanya berpikir bentuk bukan substansinya. Kalaupun tidak memakan makhluk yang bernyawa apapun bentuknya seharusnya olahan sup atau di oseng ya tetap saja tidak boleh.

Sebenarnya pemerintah Hong Kong menurut Po Shan sangat mengizinkan agar setiap warganya mempunyai pembantu dari asia agar warganya bisa bekerja di sektor publik. Bila gaji kita dibandingkan dengan biaya hidup di Hong Kong maka nilai 3670HKD sangatlah kecil. Karena aku yang mengantarkan check tagihan mulai listrik, gas, lalu tagihan parkir yang cukup mahal. Untuk parkir saja tiap bulan aku harus mengantar check ke kantor villa sebesar 6300 HKD, itu untuk biaya parkir dua mobil, berarti gajiku tiap bulan hanya separuh biaya parkir mobil.

Aku pernah mendengar pembicaraan mereka saat Chung chung meminta uang lebih pada mami-nya. Leung Thai langsung merinci semua pengeluarannya sebulan. Gaji Leung Thai yang sebulan lebih dari 50.000 HKD, habis untuk keperluan biaya sekolah Chung Yin dan Po Shan serta membantu berobat Pho-pho dan membayar gajiku serta les-les masak yang diambilnya, sebulan menabung hanya dalam bentuk asuransi. Dan yang menggajiku memang Leung Thai makanya dia berkuasa. Po Shan pun bilang kalau gajinya yang 16000 HKD perbulan saat part time di Hong Kong, nilainya cukup kecil, makanya dia mau melanjutkan kuliahnya ke S2 di kampus yang sama, biar karirnya lebih bagus.

***

Leave A Comment